Senin, 25 Mei 2015

Hikmah Tarawih



“Sebel!sebel! umur udah 17 tahun masih aja nggak punya pacar, ngegebet orang, dilirik aja enggak sama dia,” rutuk Sesil di depan sahabat karibnya, Jessi.  Sesil selalu kesal dengan kejombloannya yang nggak pernah habis. Dia selalu uring-uringan kayak gitu deh kalau liat orang jalan bareng, pegangan tangan, berangkulan, maksudnya orang lawan jenis. Kayak kali ini, dia sebel soalnya Fanni temen sekelas mereka jalan gandengan tangan sebelum masuk kelas dengan Vero, anak band lokal yang terkenal itu, apalagi tandanya kalau bukan pacaran. Sebenarnya Fanni dan Vero nggak salah, siapapun yang lewat didepan Sesil sambil gandengan tangan dengan pacarnya pun nggak salah apa-apa. Masalahnya itu Sesil sendiri. Dia selalu cuek sama cowok yang ngedeketinnya karena dia suka sama Naufal, kakak kelas yang ganteng dan punya wajah kearab-araban itu.
“Duh, nggak usah marah-marah deh sil, ini tu bulan puasa, kamu nggak ada kerjaankan malam ini, kita tarawih aja, itung-itung ngelupain rasa marah kamu hari ini,” ajak Jessi.
“Duuuh Jessi, kamu kan tau, sinetron kesayangan aku tuh mulainya jam delapan, kalau aku di mesjid ntar aku ketinggalan ceritanya lagi, lagian tarawih itu bikin ngantuk,” elak Sesil.
“Sesiiil, Tarawih itu beribu-ribu kali lipat manfaatnya dibanding nonton sinetron, kita jadi banyak temen disana, saling minta maaf sama orang, dapat pahala juga, itu jauh lebih bagus kan dibanding duduk sendirian didepan tipi trus ngemil, duh ntar kamu gendut lagi, emang kamu mau??”
“Tapi..”
“Nggak ada tapi-tapian, pokoknya malam ini kamu aku jemput,” putus Jessi tanpa memberi kesempatan Sesil bicara.
***
Jessi tiba di depan pintu rumah Sesil. Gadis itu mengetuk daun pintu itu pelan. Beberapa saat kemudian muncul Sesil membukakan pintu dengan wajah cemberut. Gadis yang satu ini sudah terlihat rapi dibalut mukena berwarna putih.
“Kamu udah siap dari tadi ya? Jangan cemberut gitu dong, ayo,”kata Jessi.
Mereka tiba di halaman Mesjid Darul Yaqin. Tampak dari luar mesjid sudah diisi beberapa orang bermukena. Mereka melangkah pelan tapi pasti.
“Tunggu dulu, kamu udah wudhu nggak? Aku lupa wudhu nih di rumah, kamu duluan aja ya masuk mesjidnya,” kata Jessi. Tapi, Sesil menggeleng.
“Aku udah wudhu sih dirumah, tapi barusan aku kentut, hehe,” kata Sesil sambil tertawa.
“Huh jorok! Pantesan tadi ada bau-bau aneh!” Sahut Jessi kesal.
“Ya udah ayo kita wudhu,” lanjutnya.
Mereka memutar arah menuju tempat berwudhu perempuan. Jessi mulai membuka keran air dan mulai berwudhu. Sesil melakukan hal yang sama namun sifat jahilnya muncul. Dia menciprat-cipratkan air ke samping supaya mengenai Jessi. Jessi menyadari itu dan melotot marah pada Sesil. Sesil segera lari dari tempat itu menghindari amarah Jessi.
“Tunggu Sil! Awas kamu!!” teriak Jessi. Gadis itu mengangkat celananya dan mengejar Sesil.
Sementara Sesil, karena asyik berlari sambil melihat kebelakang takut-takut Jessi dapat menangkapnya dia tidak sadar ada seseorang yang berada tepat didepannya. Dan Bruk! Tabrakan pun terjadi.
“Aduh!” Keluh Sesil.
“Argh! Jadi batal wudhu gue!” gerutu orang itu. mata Sesil membesar dua kali lipat saat melihat wajah orang yang ditabraknya. Naaufaal?? Jantung Sesil dag dig dug nggak keruan. Sesil nggak tahu harus berbuat apa, jadi dia melarikan diri saja daripada melakukan hal buruk karena tidak bisa meredam kegugupan jantungnya.
“Hei Tunggu! Seru Naufal. Pria bermata coklat itu tak berhenti memandang Sesil hingga Sesil masuk kedalam mesjid.
***
“Aku bilang juga apa, banyakkan manfaat tarawih itu, kamu jadi bisa ketemu trus kontak lagi sama gebetan kamu itu,” seru Jessi bangga saat Sesil menceritakan kejadian yang terjadi tadi malam sebelum sholat tarawih.
“Iya sih, tapi aku ngerasa bersalah sama dia,”
“Kenapa ngerasa bersalah sama dia? Seharusnya merasa bersalah sama aku dong, kamu kan ngejahilin aku!” kata Jessi lagi. Mata Jessi membelalak kaget.
“Lihat!Lihat!” seru Jessi sambil memukul tangan Sesil. “Lihat siapa yang berdiri di pintu,”
“Naufal?!” gumam Sesil tidak percaya. Cowok tinggi itu celingak-celinguk di pintu seperti mencari seseorang.
“Ini saatnya Sil,” desak Jessi. “Kamu bisa minta maaf sama dia,”
Sesil menatap Jessi ragu.”Tapi.. aku takut..”
Dan seperti biasa, Jessi selalu memaksakan kehendaknya,”Nggak ada tapi-tapian,” Jessi mendorong Sesil supaya segera berdiri dan mendekati cowok itu. Sesil sudah berjalan mendekatinya dan tinggal membuka mulutnya untuk meminta maaf tapi saat itu juga Yoana, si ratu kelas Sesil datang dan langsung merangkul Naufal manja.
“Kamu tuh, kemana aja sih, nggak pernah hubungi aku, aku telpon nggak di angkat-angkat, di sms nggak dibales, kamu nggak nganggep aku pacar lagi?” kata Yoana manja. Huh! Berlebihan banget sih, pikir Sesil.
“Aku kan sudah bilang, kalau setiap malam aku tarawih dan handphone aku tinggal, lagian kamu juga, kenapa nggak tarawih sih? Soal sms karena habis pulang tarawih aku langsung tidur, nggak pernah ngecek handphone,” ujar Naufal sedikit kasar. Mungkin dia sebel juga melihat tingkah Yoana, sama seperti Sesil. Sesil berpikir lagi, jadi, tiap hari cowok ini sholat tarawih? Meskipun dia punya pacar, nggak ada salahnya kalau aku dekatin dia, abis pacarnya Yoana si centil sih, mana pantas sama orang alim kayak Naufal. Dan seperti dugaan Sesil, Yoana langsung marah-marah.
“Kamu tu ya, tarawih, tarawih, tarawih terus! Kamu kayak orang tua yang mikir mati tauk! Selama ini aku maklumin lah solat kamu yang terlampau rajin, tapi tarawih, kamu jadi nyuekin aku, aku udah nggak tahan, kamu emang nggak cocok dengan aku, lebih baik kita putus aja,”
“Jangan dong..” kata Naufal dengan wajah memelas. Apa?! Dia nggak mau putus sama Yoana? Pikir Sesil  geram.
“Kamu gimana sih Naufal? Bukannya bagus putus dari si cewek kecentilan ini, kamu kan nggak perlu di marah-marahin kayak tadi, lagian suka-suka kamu kan, mau sholat atau enggak, bukannya itu malah bagus ya seharusnya? Tapi dimata cewek ini malah nggak bagus, kamu gimana sih!” ups! Keceplosan seru Sesil dalam hati. Mereka berdua memandangi Sesil heran. Kenapa Sesil ikut campur urusan mereka, mungkin itulah yang membuat mereka heran.
“Duh, salah ngomong ya? Maaf deh,” kata Sesil, ia terburu-buru kembali ke bangkunya dan saking gugupnya dia hampir menabrak meja.
Begitulah kejadian hari itu, ia gagal minta maaf malah membuat si cowok gebetan jadi ilfil. Sesil menyesali dan sangat menyesali tindakan spontannya waktu itu
Malam ini, karena nia ingin bertemu Naufal, Sesil pun bela-belain ikut ke mesjid bareng Jessi. Jessi ikut senang karena perubahan pesat sang sahabat yang nggak perlu dipaksa lagi ke mesjidnya. Tapi kali ini mereka bertemu orang yang nggak terduga. Yoana. Ke mesjid. Memakai mukena. Sesil mengucek matanya nggak yakin. Tapi dia sgera yakin saat gadis itu menoleh dan tersenyum manis. Aneh, biasanya Yoana nggak pernah melempar senyum kepadanya seperti itu. selesai sholat tarawih. Yoana menghampiri Sesil dan Jessi. Jessi pun memulai obrolan mereka.
“Duuh, yang sholat tarawih, tumbenan..”
“Ini semua karena Sesil lagi, aku coba berubah demi Naufal, aku harusnya bisa ngertiin dia, bukannya marah-marah nggak jelas, makasih ya Sil, karena kamu kita nggak jadi putus,” kata Yoana. Sesil menggeleng dalam hatinya. Meskipun dia senang dengan perubahan Yoana, tapi dia juga kecewa karena mereka nggak jadi putus.
“Besok kayaknya gue nggak tarawih lagi deh Jess,” katanya setelah Yoana pergi dari mereka.
“Come on Sil.. mana tau kamu nemuin cowok lain untuk pengganti Naufal,”
Sesil menggeleng sedih, ia menundukkan wajahnya karena kecewa dan terus berjalan lurus tanpa menyadari kalau Jessi berhenti berjalan.
Bruk! Benturan keras menghantam tubuh Sesil. Ia terhuyung jatuh dan terpaksa dia mendongakkan kepalanya.
“Argh! Jadi batal kan wudhu gue! Padahal gue masih harus tadarusan di mesjid,” seru cowok yang ditabraknya itu. Sesil terperangah kagum. Cowok ini lebih ganteng dari Naufal. Kali ini dia tidak mau lari dan akan minta maaf baik-baik. Mungkin cowok ini dikirimkan Tuhan supaya Sesil nggak berhenti sholat tarawih, mungkin Sesil bisa menutup lukanya dengan cowok ini, mungkin Sesil bisa menjadikan cowok ini supaya dia semangat tarawih lgi, dan masih banyak mungkin-mungkin yang lain. Yang jelas, Sesil menarik lagi kata-katanya untuk Jessi tadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

My Little Sistaa

My Little Sistaa
Her name is Nur Alvina Ilyas, born : Kuala Tungkal city, 7 November 2010 , 2:00 AM.